Aku masih ingat hari pertama kuliah Filsafat Umum di semester 2 di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Awalnya aku bertanya-tanya, "Untuk apa aku belajar filsafat? Bukankah cukup fokus pada mata kuliah inti saja?" Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadari betapa pentingnya belajar Filsafat Umum bagi seorang mahasiswa FTIK.
Filsafat mengajarkanku untuk berpikir kritis, bertanya, dan tidak menerima segala sesuatu begitu saja. Sebagai calon pendidik, aku menyadari bahwa bukan hanya ilmu teknis yang penting, tapi juga bagaimana aku memahami hakikat ilmu, manusia, dan kebenaran itu sendiri. Filsafat membantu membuka cara pandangku, membuatku lebih reflektif dan bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan pendidikan dan kehidupan.
Selama tujuh pertemuan ini, banyak hal yang telah kupelajari. Mulai dari pengertian filsafat itu sendiri, sejarah perkembangannya dari zaman Yunani kuno hingga era modern, serta tokoh-tokoh besar seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Kami juga membahas cabang-cabang filsafat seperti metafisika, epistemologi, dan etika. Tidak hanya itu, kami diajak untuk memahami bagaimana filsafat berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
di dalam mata kuliah filsafat juga mendalami cabang-cabang filsafat seperti metafisika (tentang realitas dan keberadaan), epistemologi (tentang sumber dan batasan pengetahuan), serta etika (tentang moral dan kebaikan). Diskusi tentang etika, misalnya, sangat menyentuhku. Sebagai calon guru, aku mulai bertanya: “Apa arti menjadi guru yang baik? Apakah hanya soal profesionalisme, atau ada nilai-nilai kemanusiaan yang lebih dalam?” Dari situ aku mulai mengerti bahwa menjadi guru berarti menjadi panutan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.
Salah satu hal paling menarik yang aku alami selama perkuliahan ini adalah ketika kami membahas hubungan antara filsafat, ilmu pengetahuan, dan pendidikan. Di situ aku menemukan bahwa filsafat bukan pesaing ilmu, melainkan akar dari segala ilmu. Tanpa filsafat, kita tidak akan tahu bagaimana ilmu berkembang, dari mana ia berasal, dan ke mana ia seharusnya menuju. Dalam konteks pendidikan, filsafat menjadi dasar bagi kita untuk menyusun visi pendidikan, menilai kurikulum, dan merumuskan tujuan belajar.
Harapanku setelah mempelajari Filsafat Umum ini, aku ingin menjadi pendidik yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan cara berpikir kritis dan bijak kepada murid-muridku. Aku ingin membimbing mereka bukan hanya untuk tahu, tapi juga untuk memahami dan mencari makna di balik pengetahuan itu sendiri.
Perjalanan belajar Filsafat Umum ini membukakan mataku bahwa pendidikan sejati bukan hanya soal menghafal, tapi tentang mencari kebenaran, memaknai hidup, dan membangun karakter. Dan untuk itu, filsafat menjadi bekal yang sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar